Saya mengambil judul ini dari buku Fihi Ma Fihi karangan Jalaluddin Rumi yaitu seorang sufi yang sangat masyhur. Judul ini sangatlah menarik untuk dijadikan suatu tulisan yang dikaitkan dengan fenomena yang kita hadapi saat ini. Agar manusia faham akan fitrahnya yaitu manusia tercipta dari suatu kombinasi malaikat dan binatang, dan dengan memahami hal tersebut tidak akan ada kata untuk saling menyalahkan dan merasa paling benar berdiri dimuka bumi yang fana ini.
Dijelaskan dibuku Fihi Ma Fihi bahwa manusia adalah kombinasi antara Malaikat dan Binatang. Hal tersebut memang sangatlah jelas dan benar. Kita lihat sekeliling kita ada berbagai macam karakter individu dan bagaimanapun kita harus paham akan hal itu, jika tidak faham akan salah kaprah seperti fenomena yang sering kita temui saat ini. Contoh rill nya, fenomena yang pernah kita ketahui yaitu saling menyalahkan antara umat beragama. Bagaimana rasa kemanusiaan tentang hal itu, kita hidup di dunia ini adalah hidup ditengah perbedaan. Bukan hanya perbedaan fisik atau pendapat tetapi segala hal. Jika kita hanya bisa menyalahkan orang lain dalam segi apapun terutama dan beribadah, itu sangatlah kurang etis dan tidak beretika.
Suatu hari Jalaluddin Rumi ditanya oleh muridnya. “Wahai Guruku, Mengapa agama di muka bumi ini tidak satu saja ?.” kemudian Jalaluddin Rumi menjawab “ Ketunggalan agama dimuka bumi ini sangatlah mustahil, karena manusia tercipta dengan tujuan dan keinginan masing-masing.” Dari percakapan antara Jalaluddin Rumi dan muridnya bisa disimpulkan bahwa perbedaan adalah fitrah yang masing-masing dari kita harus saling menghormati.
Contoh diatas bisa sedikit mengungkap bahwa manusia adalah kombinasi antara binatang dan malaikat, maksudnya adalah terkadang manusia seperti binatang dan terkadang seperti malaikat. Allah menciptakan makhluknya menjadi tiga jenis yaitu yang pertama Malaikat, yang kedua Binatang dan yang terakhir yaitu manusia. Malaikat hanya menfokuskan dirinya untuk beribadah. Ketaatan, ibadah dan Dzikir adalah sifat dan makanan mereka. Mereka tidak memiliki nafsu karena mereka tidak memiliki syahwat jadi mereka tetap terjaga suci. Dan yang kedua yaitu binatang, binatang hanya memiliki nafsu belaka. Mereka tidak memiliki akal untuk mencegah nafsunya. Dan yang terakhir yaitu manusia, yang tercipta dari kombinasi antara malaikat dan binatang.
Kita ambil contoh yang diatas misal, orang yang bisa disebut seperti binatang yaitu manusia yang saling menyalahkan kepada sesama umat beragama dan mereka seperti malaikat ketika mereka bisa fokus dengan jalannya masing-masing tetapi tetap menghormati orang lain yang memiliki jalan yang berbeda dalam menuju Tuhannya. Dalam hakikatnya mereka semua memiliki tujuan yang sama yaitu beribadah kepada Allah tetapi dengan cara mereka ketahui masing-masing individu yang terpernting mereka tetap berlandaskan Al-Qur’an dan Hadist sebagai pedomannya.
Pernah seorang Dokter ditanya Otak manusia berada dimana ? Sang Dokter menjawab dengan sangat lancar sesuai dengan Ilmu Anatomi Tubuh. Tetapi ketika ditanya akal manusia berada dimana ? sang Dokter tidak bisa menjawabnya. Memang betul bahwa akal hanya bisa kita rasakan. Tidak berwujud tetapi kita bisa merasakan adanya seperti keberadaan Allah SAW. Binatang dan Manusia semua memiliki otak yang membedakannya yaitu binatang tidak memiliki akal.
Jika manusia berperilaku semaunya dan tidak pernah berfikir sebelum bertindak bearti individu tersebut bisa disebut seperti binatang. Jangan pernah saling menyalahkan dan merasa paling benar. Saling menghormatilah kepada sesama dalam segi atau aspek apapun.
Fahmi Rosyida